sejarah semester 4
Leninisme
Ada sebuah anggapan popular di kalangan kaum
intelektual yang juga banyak dianginkan oleh kaum komunis sendiri yaitu bahwa
seluruh keburukan system soviet tidak
boleh diberatkan pada lenin, melainkan merupakan penyelewengan stalin saja.
Sebelum mencoba menanggapi anggapan ini, perlu kita melihat ideology yang
mendasari Negara Diktatur Proletariat.
Lenin seorang Marxis yakin. Tetapi dalam satu hal ia
tidak mengikuti Marx, proletariat sendiri akan mengembangkan kesadaran revolusioner,
berdasarkan penghisapan dan penindasan yang mereka alami dibawah kapitalisme.
Akan tetapi Lenin tidak percaya bahwa proletariat sendiri akan mengembangkan
suatu kesadaran revolusioner. Menurut Lenin kaum buruh hanya mampu
mengembangkan sebuah “kesadaran a la serikat buruh”, artinya mereka hanya
memikirkan kenaikan upah dan perpendekan jam kerja. Mereka tidak berfikir
tentang revolusi. Revolusi sosialis tidak dating dengan sendirinya, ia harus
didatangkan. Dalam arti ini Lenin seorang voluntaris.
Kesadaran yang menghasilkan sebuah revolusi hanya
dapat diciptakan dalam proletariat oleh sebuah partai revolusioner. Maka
perhatian Lenin dipusatkan pada pembentukan sebuah partai kader yang akan merupakan pasukan perintis proletariat.
Partai itu harus terdiri dari orang-oreang revolusioner full-time. Lenin memperkirakan bahwa kader inti itu tidak mesti
berasal dari kelas buruh, melainkan terutama akan ditemukan dikalangan kaum
intelektual. Partai itu harus membangkitkan kesadaran revolusioner dalam kelas
buruh.
Sebagai partai kader partai itu perlu kepemimpinan
yang tegas. Ia tidak berada di bawah control demokratis kaum buruh, melainkan
sebaliknya harus memimpin mereka. Prinsip pengorganisasian partai komunis itu
disebut Sentralisme Demokratis.
“Demokratis” karena Komite Sentral, organ pusat partai, dipilih oleh kongres
partai yang terdiri dari utusan partai local. “Sentralisme” karena sesudah itu
hak pengambilan keputusan secara mutlak terletak dalam tangan Komite Sentral.
Komite Sentral merupakan penjamin kesadaran proletariat yang benar dan oleh
karena itu harus ditaati tanpa reserve. Artinya, para anggota partai memilih
wakil-wakil mereka untuk kongres partai (yang sampai tahun 1925 diadakan setiap
tahun, kemudian hanya setiap beberapa tahun saja) yang memilih Komite Sentral.
Komte Sentral sendiri dipimpin oleh Politbiro yang merupakan badan pengambil
keputusan-keputusan yang kemudian harus dilaksanakan tanpa debat dan
keragu-raguan oleh semua tingkatan partai.
Agar para anggota partai mengembangkan mental yang
baja, ia harus berdasarkan sebuah ideology yang kokoh. Ideology itu ( yang
kemudian oleh Stalin dibakukan sebagai “Marxisme-Leninisme”
) terdiri dari tiga bagian: Filsafat, Ekonomi Politik, dan Strategi dan Taktik perjuangan Sosialis. Bagian filsafat sendri
terdiri dari dua sub-bagian: Materialisme
Dialektis (DIAMAT), ajaran yang berdasarkan tulisan-tulisan Engels dan
Lenin. Bahwa seluruh realitas adalah hasil perkembangan materi menurut
hokum-hukum dialektika dan bahwa tidak ada allah (maka ateisme merupakan unsur
hakiki Materialisme Dialektis). Dan Materialisme
Historis (HISTOMAT), yaitu ajaran Marx tentang hokum-hukum perkembangan
masyarakat. Ekonomi Politik adalah
kritik Marx terhadap Kapitalisme, sedangkan bagian ketiga memuat ajaran-ajaran
Lenin tentang perjuangan partai revolusi sosialis.
Sumber:
Franz Magnis-Suseno.1991. Berfilsafat
Dari Konteks. Jakarta:PT.GRAMEDIA PUSTAKA UMUM
cukup,,tp kurang referensi shg kurang detail,,slkn lanjut tugas selanjutnya
BalasHapus