kelompok 3
disusun:
Erman Adia Kusuma
Mochamad Imam Subeukti
Tati Haryati
BAB
I
PENDAHULUAN
a.
Latar
Belakang
Sebelum
mengetahui keberadaan Afrika beserta isi dan kekayaan yang melimpah belum banyak
bangsa barat yang berdagangan ke Afrika namun setelah di bukanya jalan menuju
benua Afrika tersebut banyak kedatangan bangsa barat ke benua kedua setelah Asia.
Banyak pedagang-pedagang barat yg tertarik dengan Afrika sudah terjadi
persaingan-persaingan antara pedagang-pedagang barat tersebut. Mereka beusaha
untuk menguasai daerah-daerah dibenua Afrika terutama daerah-daerah yang
mempunyai sumber daya alam yang melimpah. Imperialis yang sering bersaing
adalah Inggris dan Prancis mereka berusaha mempererbutkan SDA yang besar dan
daerah yang diperebutkan oleh Imperialis Inggris ialah Sudan. Persaingan ini
terlihat pada waktu pemerintahan Ros Bery yang dimana terjadi bentrokan antara
Inggris dengan Prancis yang merupakan persaing terbesar dalam hal melaksanakan
politik Imperialisme di Afrika dan puncak sengketa Imperialis tersebut
(Inggris-Prancis) menimbulkan suatu krisis yang memperebutkan daerah Fashoda di
Sudan.
Imperialis-kapitalis
terhadap Afrika Selatan makin besar setelah ditemukannya tambang-tambang emas
di Witwatersrand. Berduyun-duyun pencari emas dari Australia dan California
datang di tempat tersebut. Bangsa Boer khawatir bahwa banyak pendatang yang
menyerbu daerahnya itu akan mengakibatkan mereka menjadi golongan minoritas.
Sementara itu banyak bangsa Boer yang meninggalkan negrinya dan mendirikan
Negara-negara baru di Bechuanaland, Goozen dan Stellaland. Kemudia muncul
masalah Afrika setelah memuncak pada pemerintahan Salisbury yang ketiga kalinya
(1895-1903). Kedudukan cabinet Salisbury pada waktu itu sangat kokoh karena
tidak menghadapi oposisi yang kuat.
Pada
masa permulaan perang kebanyakan orang-orang Uitlanders meninggalkan kota
sehingga jalannya perusahaan pertambangan mereka manjadi terhenti. Waktu perang
Boer dimulai, kaisar Jerman sedang mengunjungi Inggris kunjungan yang pertama
sesudah telegram Kruger yang nampaknya ada gejala-gejala untuk saling mendekati
diantara kedua Negara tersebut.
b.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
Perjanjian Penentuan Batas-batas?
2. Bagaimana
keadaan pada Krisis Fashoda?
3. Bagaimana
pembentukan Imperium Inggris si Afrika Selatan?
4. Bagaimana
keadaan pada saat masalah di Afrika Selatan muncul?
5. Jelaskan
Perang Boer ke II?
c.
Tujua
masalah
1. Untuk
mengetahui Perjanjian Penentuan Batas-batas
2. Untuk
mengatahui keadaan pada Krisis Fashoda
3. Untuk
mengetahui pembentukan Imperium Inggris si Afrika Selatan
4. Untuk
mengetahui keadaan pada saat masalah di Afrika Selatan muncul
5.
Untuk mengetahui Perang Boer ke II
BAB
II
PEMBAHASAN
Ø SUDAN, DAERAH SENGKETA IMPERIALIS
INGRIS- PERANCIS..
1.
Perjanjian
penentuan batas- batas
Ketika Salisbury berkuasa untuk kedua
kalinya memimpin cabinet (1886-1892) dan merangkap sebagai menteri luar negeri, masyarakat inggris pada waktu
itu telah semakin bersifat Imperialis. Benih benih yang di tanamkan oleh
Disraeli telah berkembang. Ekspansi secara besar- besaran harus di jalankan.
Dalam pemerintahan kedua ini politik salibury terhadap mesir telah berubah.
Salibursy berpendapat bahwa terlalu banyak mendapatkan kolono adalah sangat
berbahaya dan dapat memungkinkan rusaknya perimbangan di Eropa. Oleh karena itu
maka perhatiannya terhadap masalah -masalah koloni hampir di tunjukan kepada
benua afrika saja.
Pada 1886 Ingris dan Jerman mengadakan
traktat untuk mengatur batas- batas daerahnya di Afrika Timur. Bagi Inggris
tujuan penukaran pulau Helgoland dengan daerah –daerah di Afrika timur itu
ialah :
1. Untuk
menguranagi pertentangan Jerman dan Inggris dalam menghadapi masalah-masalah
colonial di Afrika
2. Pesaing
Inggris di Afrika menjadi berkurang. Sehingga tinggal Prancis saja pesaingnya
terbesar di dunia itu.
3. Dengan
tindakan ini Inggris mengharapkan bantuan Jerman untuk mematahkan pengaruh
perancis di mesir.
4. Inggris
berhasil mengepung daerah sudan. Politik ini kelak dijalankan pula oleh Inggris
terhadap Africa selatan pada waktu menghadapi bangsa boer.
Pada 1890 persaingan jerman dengan
perancis di daerah sekitar sungai Niger dapat di atsai dengan penentuan
batas-batas . akibat dari ketentuan itu, perancis dapat menghubungkan koloninya
yang lama di Senegambia dengan yang baru di pantai di pantai Guinea. Sebaliknya
bagi Perancis perjanjian tersebut menutup kemungkinan-kemungkinan bagi perancis
untuk melebarkan sayapnya ke daerah sungai Nil.
Di Africa perang dingin antara Inggris
dan perancis tetap berlangsung di daerah sungai Niger perancis berusaha
memperluas daerah pengaruhnya, tetapi usaha Ini selalu di rintangi oleh
Inggris. Perancis juga menuntut agar inggris meninggalkan mesir, tetapi
tuntutan ini pun di tolak.
2.
Krisis
Fashoda
Apabila Afrika sebelah selatan dan timur
merupakan tempat di mana inggris mendapatr saingan dari bangsa Jerman dalam mencari
daerah-daerah pengaruh, maka di Mesir dan Maroko saingan Inggris yang terhebat
adalah Perancis. Puncak sengketa antara dua Negara imperialis tersebut
menimbulkan suatu krisis. Masing- masing memperebutkan daerah Fashoda di Sudan.
Dengan memiliki Fashoda, di Lembah sungai Nil itu. Yang kemudian juga di
harapkan akan di tambah dengan penguasaan Ethiopia, impian negeri perancis
untuk membuat suatu Imperium ke samudera samudera akan terlaksana.
Pada Februari 1896, ketika inggris juga
mengirimkan Ekspedisi dengan tujuan yang sama dan berangkat dari Afrika timur,
maka Liotard di panggil kenbali oleh pemerintahnya. Sebagai gantinya, Kapten
J.B. Marchand juga di perintahkan juga untuk melintasi Africa menuju ke lembah
Nil hulu. Pada 1898 ia bersama tentaranya
sebanyak 20.000 orang berhasil mengalahkan kaum derwish di Atbara. Dari kota
ini serangan di teruskan ke Omdurman jatuh ke tangan tentara Inggris-mesir.
Lord Cromer memerintahkan agar bendera Inggris berkibar di mesir. Sesungguhnya
ekspedisi Marchand itu telah bekerja selama dua tahun. Ia meninggalkan
Marseille pada 1896 dan mendarat di Loango di afrika barat. Di tempat ini telah
tertahan selama 6 bulan karena ada pemberontakan suku-suku bumiputra dan juga
karena kesehatan badannya terganggu.
Akhirnya tercapailah persetujuan dengam
Mesir. Pada Januari 1899 di tandatangani dengan perjanjian yang disebut
Cpndominium agreement. Perjanjian ini diadakan berdasarkan saran Salibury yang
di sampaikan kepada Lord Cromer pada 2 agustus 1898. Dengan perjanjian itu, sudan
diperintah oleh mesir dan Inggris, Lord kitchener ditunjuk sebagai Gubernur
jenderal di Anglo-Egyptian sudan itu. Diantara Negara-negara besar Eropa itu
hanya Perancis sajalah yang tidak mau mengakui kekuasaan Inggris di Sudan.
Akhirnya perancis pun mengakui kekuasaan condominium Ingris-Mesir di sudan
berdasarkan perjanjian: Bahwa perancis melepaskan seluruh pengaruhnya di
sekitar bahr-el-Gazal, batas Antara daerah sudan dan congo.
Ø AFRIKA SELATAN DISERBU IMPERIALIS
INGGRIS
1.
C.
Rhodes, pembentukan Imperium Inggris di Afrika selatan
Ketika
terusan suez dibuka pada 1869, arti Afrika Selatan tidak lagi sepenting
masa-masa sebelumnya. Tetapi ketika pada tahun itu juga ditemukan
tambang-tambang intan diantara Sungai
Vaal dan Sungai Orange, pemerintah Inggris mulai yakin bahwa Afrika
Selatan itu memiliki arti yang besar
sekali. Daerah pertambangan yang terbaik di tempat itu diberi nama Kimberley,
diambil dari nama pengganti Lord Granville sebagai mentri jajahan. Selain kota
Kimberley, kemakmuran yang menyilaukan itu terdapat pula kota-kota lain di
tanah orang-orang Griquas. Akibatnya mulailah riwayat pencari-pencari intan
memasuki Griqualand. Pada 1871 daerah tersebut dianeksasikan oleh Inggris.
Di
antara penyelidikan tanah untuk mencari tambang-tambang tersebut adalah Cecil
Rhodes. Ia dating pada waktu api imperialism Inggris akan dinyatakan kembali
dan pada waktu daerah Inggris yang ada di Afrika Selata akan diperluas. Segera
sesudah ia mendapatkan tambang-tambang intan, ia mengadakan persekutuan dengan C.D. Rudd dan kemudian dengan penggali tambang
lainnya. Dalam waktu enam belas tahun lamanya, Rhodes berhasil mengumpulkan
kekayaan dan ia sendiri dapat menguasai De Beers Mining Company serta memiliki
monopoli terhadap sebuah tambang intan.
Perhatian
kaum Imperialis-kapitalis terhadap afrika Selatan makin besar sesudah ditemukan
tambang-tambang emas di Witwatersrand. Berduyun-duyun pencari Emas dari
Australia dan California dating di tempat tersebut. Selain itu juga datang
ribuan pendatang dari berbagai kebangsaan di Transvaal dengan maksud untuk
mengadu untung. Bangsa Boer menjadi khawatir, bahwa banyaknya pendatang yang
menyerbu daerahnya itu akan mengakibatkan mereka menjadi golongan minoritas di
nehrinya sendiri. Oleh sebab itu maka pada 1874, mereka membuat peraturan,
bahwa hak pilih dimiliki oleh setiap orang kulit putih di negeri itu, tetapi bagi
mereka yang tidak memiliki tanah, hak itu dimilikinya sesudah mereka berdiam di
daerah tersebut selama satu tahun.
Sementara
itu di Transvaal masiih berlangsung peperangan antara orang-orang Boer dan
penduduk bumiputra. Pada 1876 orang-oranng Boer dapat mengalahkan suku Sekukuni
yang berdiam disebelah Selatan Sungai Olifant. Nampaknya masalah sengketa
dengan suku Sekukuni tersebut telah dapat diatasi. Akan tetapi kemudian timbul
kesukaran dalam soal keuangan dengan penduduk bumiputra tersebut. Untuk
menyelesaikan masalah itu orang-orang Boer minta bantuan kepada Sir Theopilus
Sheptone yang merupakan Gubernur Natal agar mau bertindak sebagai wasit.
Kesempatan
mengadakan intervensi terhadap Transvaal itu disalahgunakan oleh Inggris untuk menganeksasikan
Transvaal (1877) dan pada 1879 Transvaal dinyatakan sebagai daerah jajahan
Inggris. Pada tahun itu juga, sesudah Sir Battle Free—seseorang yang memerintah
dengan besi diangkat menjadi Komisaris tinggi di Afrika Selatan, Inggris
melakukan peperangan dengan orang-orang Zulu. Suku pribumi Afrika ini pernah
pula mengancam Rebuplik Transvaal. Pemimpin orang-orang Zulu bernama Cetewayo.
Walaupun perang itu tidak berlangsung lama, namun cukup banyak membawa
insiden-insiden. Di Islandhlwana, angkatan perang Inggris di kalahkan, dan
sebanyak 1600 orang terdiri atas orang-orang Inggris dan penduduk bumiputra
dibunuh oleh orang-orang Zulu. Akan tetapi akhirnya Lord Chelmsford dapat
membawa kemenangan dalam pertempuran di Ulundi. Cetewayo ditangkap dan
diasingkan, sedang daerahnya dijadikan daerah protektorat Inggris. Pada 1887
Zululand ini dianeksasikan.
Tindakan pemerintahan Inggris terhadap
Transvaal pda 1879 itu pasti akan mengakibatkan suatu peperangan, karena
orang-orang Boer menolak aneksasi tersebut. Glodstone yang pda waktu itu belum
memegang kekuasaan, juga meramalkan akan adanya perang itu. Ia tidak setuju
dengan tindakan pemerintah terhadap Transvaal. Akan tetapi ketika pada 1880
Glodstone menjabat perdana mentri, ia mengumumkan bahwa Transvaal adalah daerah
Inggris.
Sudah barang tentu orang-orang Boer
sangat kecewa terhadap politik Gladstone, yang semula dianggap sebagai sahabat
yang dapat diharapkan. Kemudian dibawah pimpinan kruger bangsa Boer di
Transvaal mulai melakukan pemberontakan (Desember, 1880). Sir George Colley
membawa tentara dari Natal untuk member jawaban terhadap tantangan bangsa Boer
itu. Tetapi mereka mengalami kekalahan di Majuba Hill (Februari 1881).
Pemerintah inggris mengirim Lord Roberts dengan membawa kekuatan yang besar ke
Afrika Selatan, tetapi sebelum bantuan ini datang, bangsa Boer telah mengadakan
gencatan senjata. Di dalam Konvensi Pretoria (1881) hak-hak orang-orang Transvaal
untuk memerintah sendiri diakui tetapi Transvaal tetap dibawah “suzerainty”
ratu Inggris.
Sesudah
peristiwa pertempuran Majuba Hill, orang-orang Afrikander Bond. Program
pergerakan tersebut ialah: satu Afrika Selatan dibawah bendera sendiri. Dibawah
pimpinan Jan Hofmeyr, Bond itu menjadi partai yang berpengaruh diparlemen
Selain faktr kekayaan berupa emas dan
intan, perluasan daerah kekuasaan Inggris di Afrika Selatan tersebut disebutkan
pula oleh karena Jerman dengan tiba-tiba menjadi penguasa yang kuat di Afrika
Selatan. Pada 1883 , Heinrich Vogelsang
yang merupakan seorang utusan pedagang Bremen pimpinan Luderitz mendarat di
Angra Penguena dan membeli tanah disepanjang pantai sampai sejauh Sungai Oranye
di sebelah selatan. Kekuasaan Jerman di daerah ini menimbulkan opposisi dari
pihak Inggris, karena pada 1878, Inggris telah menduduki Walfish Bay,Bandar
terbaik di pantai barat daya. Cita-cita Inggris ialah menguasai seluruh daerah
antara Walfish Bay dan Cape Colony. Tetapi sekarang terdapat kekuasaan Jerman
sebagai perintah lebih-lebih ketika pada 1884, daerah milik Luderitz mendapat
perlindungan dari pemerintahnya. Disamping itu pada 1881 Afrika Timur Jerman
juga berada, dibawah perlindungan negrinya. Dari tempat ini orang-orang Jerman
akan menduduki Santa Lucia Bay di tanah Zulu di pantai timur.
Masih ada factor lain yang mengakibatkan
pengluasan kekuasaan Inggris itu, ialah sifat imperialism itu sendiri yang
tidak puas-puas dengan hasil yang telah dicapai. Cecil Rhodes adalah pembentuk
Imperium Inggris di Afrika Selatan. Ia adalah seorang imperialis patriotic yang
ingin menggunakan kekayaannya yang tidak terhitung itu untuk alat mendapatkan
kekuasaan dan kekusaan itu digunakan sebagai alat untuk menyebarkab pengaruh
dan cita-cita Inggris. Politiknya mendekati politik Afrikander Bond, ialah
menempatkan bangsa Belanda dan Inggris itu pada kedudukan yang sama dan
membentuk suatu federasi antara republik-rebuplik Belanda, yaitu dengan
menggambungkan Transvaal dan Orange Free State dengan daerah-daerah Inggris,
yaitu Natal dan Cape Colony.
Akan tetapi Rhodes sebenernya mempunyai
cita-cita menanamkan kekuasaan Inggris. Pengaruh Inggris di Afrika Selatan akan
diperluas kedaerah-daerah jauh ke utara. Ketanah-tanah dipedaleman yang pernah
dijajahi oleh Livingstone.
Pada 1884, Konvensi Pretoria itu
diperbaharui dalam konvensi London, kemerdekaan Republik Transvaal diakui oleh
Inggris , tetapi dengan perjanjian bahwa rebuplik Transvaal itu tidak akan
membuat perjanjian dengan negeri lain tanpa izin Inggris, selain dengan Orange
Free State disini pertanyaan “verada di bawag suzerainty Inggris” dihapuskan.
Sesudah penandatanganan konvensi
tersebut, Kruger melakukan kunjungan-kunjungan ke beberapa negeri di Eropa
bagian Kontinen, Belanda, Belgia, Prancis, Portugal, dan Jerman. Dari berbagai
pembicaraan itu Portugal akan segera membuat jalan kereta api dan Lorenzo
Marques ke perbatasan Transvaal. Di Amsterdam dan Berlin ia berhasil menarik
perhatian kaum kapitalis untuk memperjalan jalan kereta api ke Pretoria. Kruger
tiba di tanah airnya, Volksraad meratifikasi hasil konvensi yang telah
diputuskan itu.
Sementara itu banyak kelompok-kelompok
bangsa Boer yang meninggalkan negrinya dan mendirikan Negara-negara baru di
Bechuanaland, Goozen dan Stellaland. Bechuanaland adalah sebuah gurun pasir
kering yang luas dan sebagian merupakan padang rumput. Daerah ini terletak di
utara Cape Colony dan seakan-akan seperti koridor yang menghubungkan Republik
Transvaal dan Orange Free State disebelah timur dengan Afrika Barat daya (Jerman)
di sebelah barat. Rhodes menggambarkan daerah tersebut “terusan Suez” di afrika
Selatan, dan merupakan pintu gerbang yang terpenting untuk menuju ke utara.
Tanpa memiliki daerah tersebut, berarti bahwa Afrika Selatan jajahan Inggris
itu akan dikepung oleh Republik Boer dan daerah Jerman yang terdapat disebelah utara
daerah Inggris dan mempunyai hubungan dari lautan yang satu ke lautan yang
lain.
Goozen dan Stellaland terletak diantara
republik Boer dan Gurun Kalahari. Dan
daerah tersebut juga akan menjadi pemicu bagi Inggris untuk melakukan
ekspansinya le utara. Rintangan ini makin terasa bagi Inggris ketika diadakan
perjanjian antara kedua republic itu dengan orang-orang Zulu, dengan ketentuan
bahwa republic-republik kecil tersebut akan dapat mencapai pantai dan akan
memberikan kesempatan kepada orang-orang Boer untuk tidak menggantungkan diri
kepada Cape Colony karena mereka sendiri telah dapat mengadakan hubungan dengan
Negara-negara asing.
Ketika hubungan kaum imperialis Jerman
dengan orang-orang Boer makin erat, maka Inggris di Afrika Selatan khawatie
jangan-jangan bangsa Boer itu akan menerima perlindungan Jerman. Untuk
mendapatkan Bechuanaland, mula-mula Rhodes memasuki gelanggang politik di Cape
Colony dan kemudian ia berhasil berkuasa di Cape Town ia mulai mengadakan
agitasi yang kuat untuk ekspansi Inggris ke Bechuanaland.1884 ia mengunjungi
Bechuanaland, akan tetapi bangsa Boer di Transvaal pada waktu itu juga sedang
memperluas pengaruhnya di daerah tersebut. Rhodes tidak dapat mencapai
maksudnya.
Akhirnya pada 1885 propagandanya
mengakibatkan pemerintah Inggris mengirimkan tentara untuk menghalau
orang-orang Boer di Goozen dan Stellaland dan menganeksasikan Bechuanaland.
Semua daerah ini menjadi protektorat Inggris, meluas hingga batas koloni Jerman
di sebelah barat daya. Dengan ini jalan menuju ke utara telah digenggamnya dan
kaum imperialis Inggris tidak akan menghentikan tindakannya hanya sampai
daerah-daerah tersebut.
Disebelah Bechuanaland dan Transvaal,
terdapatlah tanah yang luas, subur dan berair cukup, serta sangat sesuai
apabila dijadikan tempat kolonisasi orang kulit putih. Bagian selatam daerah
tersebut didiami oleh suku-suku pribumi Afrika Matabele dan Mashona.
Orang-orang Inggris takut bahwa daerah yang subur itu akan jatuh di tangan negeri
lain. Karena kaum politisi juga menginginkan daerah tersebut untuk
menghubungkan Mozambique dan Angola.
Juga orang-orsng ataransvaal mengkhendaki daerah tersebut. Gagasan kaum
politik portugis dan orang-orang Transvaal ini merupakan bahaya yang mengancam
kepentingan orang-orang inggris. Oleh sebab itu mereka harus cepat-cepat
bertindak. Rhodes berhasil membujuk Sir Hercules Robinson untuk mengirimkan
misionaris Inggris kepada pembesar pribumi Afrika, guna mengadakan pembicaraan.
Kemudian Rhodes mengirimkan utusan yang
dimana utusan tersebut berhasil mendapat konsesi dari raja Mataoele, yang tidak
pandai membaca (1888). Kemudian ia membentuk suatu perserikatan British South
Afrika Company dan mendapat hak perlindungan dari pemerintahnya. Piagam perlindungan
tersebut ditandatangani oleh ratu pada 1889 memberi hak kepada Company milik
Rhodes untuk mengadakan perjanjian-perjanjian, memiliki polis dan lain-lain,
hak tersebut berlaku selama dua puluh tahun. Rhodes sangat mengharapkan agar
perserikatannya itu dapat memperluas daerah ke utara sampai sejauh-jauhnya.
Kemudian Company milik Rhodes itu
mengirimkan tentara untuk menaklukkan Metabeleland dan Mashonaland, dengan
tujuan mengurus kekayaan tanah-tanah tersebut dan membuka pertambangan yang
kaya. Kemudian Raja di usir dan bekas kerajaannya diberi nama Rhoesia, suatu
daerah milik perserikatan dagang.
Selanjutnya Rhodes berusaha bekerjasama
dengan pengusaha-oengusaha dagang bangsa Inggris di Nyasaland untuk mendapatkan
pengaruh disepanjang batas sebelah Afrika Timur (Jerman). Akan tetapi
perjanjian pada 1890, perluasan daerah ke utara menjadi terhenti. British south
Afrika Company, perserikatan dagang milik Rhodes berkuasa di Rhodesia selama
lebih dari tiga puluh tahun. Dengan dikuasainya daerah Rhodesia itu, maka
republic-republik Boer seakan-akan terkepung oleh kekuasaan Inggris.
2.
Masalah
afrika selatan
Maslah afrika selatan memuncak pada
pemerintahan salisbury yang ketiga kalinya (1895-1903). Kedudukan kabinet
salisbury pada waktu itu sangat kokoh, karena tidak menghadapi opisisi yang
kuat lebih – lebih kaum liberal pada saat itu mengalami perpecahan dan saya
unionis dengan tokohnya J.Camberlain mau bekerjasama dengan kaum konservatif.
Sejak J.Camberlain menjabat menteri tanah jajahan maka mulailah yang disebut
“Era Chambelain” suatu masa dimana imperialisme modern mencapai klimaknya.
Dengan bantuan tokoh –tokoh imperlisme
diseberang lautan seperti Cecil Rhodes, Dr. Jameson, Milner, Baring cita – cita
membentuk Greater Britain dengan
tanah jajahan yang sangat luas, dalam prakteknya J. Camberlain lebih
mengutamakan politik imperialisme daripada mengadakan pembaharuan – pembaharuan
dalam lapangan sosial didalam negeri. Baginya mencari tanah jajahan baru adalah
merupakan suatu keharusan untuk memperbaiki situasi perdagangan inggris yang
merosot.
Tujuan utama politik imperlisme J. Camberlain
yaitu untuk memenuhi kebutuhan para kaum industrialis dan kapitalis di
negerinya, mecari tempat pelempar hasil industri negeri induk, dipakai sebagai
sumber – sumber bahan baku yang diperlukan, berhubungan dengan itu maka
perhatian Camberlain terhadap afrika ialah melanjutkan usaha realisasi impian
Cecil Rhodes, yaitu pembangunan jalan kereta api Cape Town – Cairo.
Di inggris baik pihak pemerintah maupun
rakyatnya beranggapan bahwa Republik Afrika Selatan itu bukan negara merdeka.
Berdasarkan perjanjian london 1885, ditentukan bahwa hubungan keluar republik
afrika selatan berada di bawah pengawasan inggris, oleh sebab itu ketika
presiden Kruger menghendaki agar afrika selatan itu mengadakan hubungan dengan
bangsa – bangsa Eropa lainnya, inggris merasa tersinggung haknya.
Sebenarnya hubungan yang diadakan oleh presiden
kruger dengan negara – negara lain itu bertalian dengan politiknya mengenai
jalan kereta api. Penyelesaian jalan kereta api Pretoria – Delagoa Bay oleh
Dutch South Africa Railway Company pada 1894 mengakibatkan sumber – sumber
sengketa. Adapun sebabnya karena jalan kereta api baru ini memperpendek jarak yang menghubungkan
kota (emas) johannesburg dan eropa. Sudah barang tentu bagi inggris bahwa jalan
baru itu merupakan saingan yang hebat.
Di Cape Town – Colony terdapat penduduk yang
berbahasa belanda tetapi mereka menolak politik kruger, mereka menyetujui
gagasan unionisme. Terpilihnya Cecil Rhodes menjadi perdana menteri Cape Colony
pada 1890 adalah karena dukungan Afrikaner Bond. Golongan ini menganggap Rhodes
sebagai seorang “Englishman With The
African Heart” akan tetapi Rhodes adalah seorang impealis inggris yang akan
menggunakan kedudukannya diberbagai aspek untuk memperluas kekuasaan British
Empire.
Rhodes menghendaki adanya persatuan Bea, jalan
kereta api di afrika selatan yang meliputi daerah antara Delagoa Bay hingga
Walfish Bay. Sebabitu ia ingin menyingkirkan kruger yang tidak mensnyetujui
adanya persatuan dalam hal bea dan jalan kereta api tersebut. Rhodes ingin pula
melaksanakan prinsip “hak sama untuk setiap penduduk kulit putih”.
Banyak sekali ketidakpuasan yang di derita oleh
bangsa Boer di transvaal, antara lain mengenai pertambangan intan kimberley
masalah jalan kereta dan hak – hak kaum uitlanders. Kaum Uitlanders ini
kebanyakan terdiri atas orang – orang inggris. Karena jumlah mereka cepat
bertambah sehingga hak memilih yang dimiliki oleh kaum uitlanders itu dianggap
sangat berbahaya oleh bangsa Boer. Bangsa Boer yang merupakan ‘warga negara’
asli merasa khawatir terhadap kemungkinan adanya supremasi kaum Uitlander di
daerah trasvaal.
Presiden Kruger, kepala Negara Transvaal dan
juga pemimpin bangsa Boer, dengan terang-terangan memusuhi para uitlanders yang
ada di negerinya kemudian diadakan konferensi Bloemfontein, antara pemerintah
inggris dan pemerintah presiden kruger kemudian fluger mengambil ketentuan
bahwa pendatang-pendatang baru itu, walaupun mereka telah membayar pajak yang
sangat tinggi kemungkinan untuk diterima sebagai warga Negara, sangat tipis
dengan demikian kaum uitlanders itu tidak akan pernah memiliki hak memilih hak
anggota-anggota Eerste Volksraad.
Pada 1892di Afrika Selatan timbul partai yang
berhaluan imperialistis dengan nama National Union, beranggotakan kaum
industrialis. Partai ini bercita-cita menduduki kekuasaan di Republik Afrika
Selatan. Tetapi hanyalah sebagian kecil saja dari anggota – anggotapartai
tersebut, yang ingin mengadakan hubungan dengan British Empire, diantaranya
Cecil Rhodes.
Pada waktu itu Rhodes menjabat Perdana Menteri
Cape Colony dan sebagai Managing Director dan British South Africa Company.
Petisi – petisi untuk mendapatkan jaminan persamaan hak bagi semua bangsa kulit
putih di Transvaal dikirim ke Parlemen Inggris.
Kaum Uitlanders, karena tidak memperoleh
perbaikan nasib dengan cara- cara konstitusional, maka mereka bersiap-siap
untuk mengangkat senjata. Dengan setahu Rhodes, mereka menyiapkan pemberontakan
pada 1895 di Watersrand. Tetapi Rhodes menarik kembali perinthnya untuk
melakukan serangan, karena golongan Uitlanders
yang bukan orang-orang Inggris berkeberatan terhadap Union Jack dan mereka
menginginkan suatu republic yang bersifat internasional.
Akan tetapi pada akhir tahun itu juga (1895)
dengan tiba-tiba Dr. Jameson yang merupakan Administrate Chartered Company di
Rhodesia, berangkat menuju ke Transvaal dengan membawa 600 orang tentara
berkuda. Walaupun Jameson bertindak tanpa izin Rhodes, namun tindakan tersebut
merupakan bagian dari pada rencana Rhodes, ialah menyusun kekuatan yang akan
digerakkan untuk membantu kaum pemberoontakan di Tranvaal.
“ Jameson-raid” tersebut menambah makin
tegangnya hubungan antara pendudukan yang berbahasa Belanda dan Inggris.
Presiden Kruger bersekutu dengan Republik Orange Free State dan akan
bekerjasama untuk membentuk persatuan Afrika Selatan dibawah kibaran bendera
Belanda (1896). Serangan tersebut mengakibatkan oemerintah Transvaal mengadakan
pertahanaan yang sah. Semua penduduk yang bernahasa Belanda di seluruh Afrika
Selatan bersatu menghadapi orang –orang Inggris. Tindakan –tindakan keras dilakukan
oleh pemerintah Boer. Pemimpin-pemimpin terkemuka yang sedang menyiapkan
pemberontakan di Johannesburg ditangkapi. Kruger juga membuat
persiapan-persiapan secara rahasia. Ia memasukkan alat – alat senjata meriam,
senapan, ammunisi ke negerinya melalui Teluk Delagoa. Kemudian Kruger bertindak
sebagai seorang dictator.
Beberapa hari kemudian orang – orang Boer
berhasil mengalahkan tentara Jameson dalam pertempuran di dekat Krugerdorp,
sebelumtentara tersebut dapa mencapai Johannesburg (1896). Mereka deserahkan
kepada pemerintah Inggris di Afrika Selatan dan oleh pengadilan tentara Inggris
Dr. Jameson menjalani hukuman penjara 15 bulan. Akan tetapi baru beberapa bulan
saja Jameson menjalani hukuman itu, ia segera dibebaskan berdasarkan alasan –
alasan kesehatan. Pemerintah di Westminster mengumumkan bahwa ia tidak tahu
manahu tentang “Jameson-raid” itu “walaupun ia akan kagum apabila tindak
perbuatan itu membawa hasil baik.”
Peristiwa kemenangan bangsa Boer tersebut
mengakibat makin semaraknya nama Presiden Kruger, terutama di kalangan
rakyatnya sendiri. Hal ini akan besar pengaruhnya pada presiden (1898),
sehingga Kruger terpilihberdasarkan jumlah suara yag sangat besar.
Di luar negeri, Jermanlah yang amat hebat
memberikan reaksi terhadap “Jameson-Raid”
itu. Untuk pertama kali orang –orang Jerman didhinggapi perasaan benci
yang sangat mendalam terhadap orang – orang Inggris. Tetapi sebaliknya orang
–orang Inggris sudah sejak 1895 mengeluh
terhadap sikap Jerman di Afrikaselatan antara lain Karena ucapan selamat kepada
pemerintah Boer pada waktu dibukanya jalan kereta api Delagoa. Bantuan Jerman
ke Transvaal pada waktu itu tidak aka nada manfaatnya, disebabkan orang – orang
Boer telah berhasil mematahkan usaha lawannya. Kaisar Wilhelm II hanya
mengirimkan telegram ucapan selamat atas hasil yang dicapai oleh Presiden
Kruger.
“Tellegram Kruger” dari Kaisar tersebut oleh
pemerintah Inggris dan presnya dianggap sebagai suatu tindakan yang sangat
menghina. Maka dikirimlah kapal – kapal perang Inggris ke Delagoa Bay dengan
maksud menginsyafkan dunia luar bahwa tidak adanegeri lain kecuali Inggris yang
berhak mencampuri urusan Afrika Selatan. Pers Inggris yang berhaluan jingoism
sangat mencela sikap dan tindakan Kaisar Wilhelm II tersebut. Bahkan surat
kabar Tehe Times memuat syair yang diberi judul :” Jameson;s Ride”. Syair
cptaan Alfred Austin itu berusaha mencurahkan isi hati Dr. jameson.
Demikianlah suara rakyat Inggris yang telah
berfikir imperialistis menamkan “Jameson Raid” suatu “Jameson’s Ride”.
Untuk sementara waktu suasana rakyatdi kedua
negeri tersebut sangat panas seakan – akan masalah Boer itu dapat mengakibatkan
peperangan antara dua Negara besar tersebut. Akan tetapi pemerintah kedua
Negara tersebut masing – masing tetap tinggal tenang. Juga karena usaha kaisar
dan “Fiotverrein” tidak mendapat sambutan yang cukup baik dari Pemerintah
maupun rakyatnya (1896).
Ketegangan antara Jerman dan Inggris itu
nampaknya disebabkan oleh penyerbuan Dr. Jameson ke Transvaal. Tetapi
sebenarnya dasar ketegangan tersebut terletak pada perebutan penguasaan lautan.
Jerman yang pada waktu itu telah memiliki perindustrian dan perdagangan yang
sangat maju membutuhkan makin bertambahnya daerah –daerah jajahan. Berhubung
dengan perkembangan tersebut, maka makin bertambah pula perhatian Jerman
terhadap angakatan lautnya.
Selain untuk menjamin perdangan dan insdustri
Jerman yang sangat menguntungkan bagi kaum kapitalis, pembangunan angkatan laut
tersebut disebabkan oleh factor –faktor lain, misalnya :
1. Untuk
melengkapi Angkatan Perang Jerman, yang telah memiliki angkatan darat yang
tinggi mutunya.
2. Akibat
propaganda organisasi-organisasi yang bersifat patriotic, terutama yang
dijalankan oleh “German Navy league”
3. Enthousiasme
Wilhelm II yang selalu mendengungkan bahwa “hari depan Jerman terletak di
lautan”
4. Tindakan
admiral Alfred von Tirpitz, yang sejak 1897 diberi tugas oleh kiasar untuk
merealisasi cita-cita pembangunan angkatan laut tersebut.
Pada 1898 dengan menggunakan masalah Jameson sebagai dalih, maka
Reichstag menyetujui terciptanya undangan- undagan tentang pengeluasan Angkatan
Laut Jerman. Kemudian pada 1900 dikeluarkan undang-undang yang kedua mengenai
pembangunan angakatan laut.
Sesudah peristiwa “Jameson –raid “ raid itu perundingan tentang hak
memilih dilanjutkan. Tetapi di Afrika Selatan tumbuh perasaan anti-Inggris dan
oleh karena itu pada 1898 Afrikander Bond dapat mengalahkan South African
League.
Sejak 1897 masalah Uitlanders di Transvaal mendapat perhatian yang
lebih besar dalam Pemerintah Westminter. Tetapisalisbury menolak adanya perang
dan juga ia menolak pemberian konsesi terhadap bahasa kontinen. Ia berpendapat
bahwa Angkatan Laut Inggris di Afrika Selatan.
Pada 1899 Rhodes datang ke Berlin dengan tujuan mendapatkan izin
untuk mendirikan jalan kereta api Cape Town-Cairo melalui daerah Afrika Timur.
Pada 1899 terjadilah peristiwa pembunuhan terhadap warganegara
Inggris di Johannesburg. Namun hal itu tetap menimbulkan amarah dan keinginan
membalas yang meluap-luap di kalangan kaum Uitlanders. Kemudian dikirim sebuah
petisi ke Cape, yang berisi permohonan perlindungan ratu. Oleh sebab itu
tibalah waktunya untuknya menyelesaikan masalah Afrika Selatan dan kemudian
usaha reksasa- pembentukan jalan kereta api Cape Town-Cairo dapat memulai dari
kedua ujungnya.
Pemerintah Inggris yakin bahwa mayoritas penduduk Transvaal itu
berdiri atas orang-orang Uitlanders. Kemudian dilangsungkan suatu perundingan.
Ia mengizinkan sejumlah besar uitlanders mendapatkan hak-hak kewarganegaran.
Akibatnya timbulah keruwetan baru di Afrika Selatan. Seluruh
penduduk yang berbahasa Belanda di Orange Free State dan menganggap Trasvaal
sebagai pemimpinnya menghendaki didirikannya sebuah republikbagi golongan
mereka di Afrika Selatan yang meliputi daerah Cape sampai Zambesi. Kedua
republic tersebut menghendaki suatu republic yang bersatu dibawah bendera
sendiri, sedang koloni-koloni Inggris itu menghendaki masuk dalam kekuasaan
British Empire.
Akhirnya pada 1899 Pemerintah Trasvaal menghendaki penyelesaian
masalah tersebut dengan mengadakan pengendalian wasit dan minta agar pengiriman
tentara Inggris tidak member jawaban kepada tuntutan bangsa Boer yang
disampaikan melalui telegram. Apabila dalam konferensi tersebut terdapat
wakil-wakil republic Boer. Di mata Inggris kedua republic itu hanyalah
negeri-negeri setengah merdeka.
3.
Perang
Boer ke II (1899-1902)
Pada masa permulaan perang kebanyakan orang-orang Uitlanders
meninggalkan kota sehingga jalannya perusahaan pertambangan mereka manjadi
terhenti. Juga mereka mengharapkan bantuan dari Negara-negara Eropa, terdapat
semangat pro-Boer dan semangat ini makin menjadi kuat sesudah bangsa Boer dan
semangat ini makin menjadi kuat sesudah bangsa Boer mendapat kemenangan-kemangan
namun tiada dari Negara-negara tersebut yang mengulurkan bantuannya.
Waktu perang Boer dimulai, Kaisar Jerman sedang mengunjungi Inggris
kunjungan yang pertama sesudah telegram Kruger yang nampaknya ada gejala-gejala
untuk saling mendekati di antara kedua Negara tersebut. Bangsa Boer menghadapi
lawannya berdasar kekuatan sendiri. Mereka mengepung tentara Inggris di
Mafeking, Kimberley dan Ladysmith di Natal. Pengepungan itu masing-masing
dipimpin oleh Jenderal Cronje, Wessels dan Joubert.
Jenderal Methuen mencoba merebut kembali Kimberley dan panglima
besar Lord Redvers Buller sendiri mencoba membebaskan Jenderal White di
Ladysmith. Akan tetapi mereka ini semua dikalahkan oleh bangsa Boer di Sungai
Modder, Magersfontein dan Colenso. Untuk kedua kalinya bangsa Boer mendapatkan
kemenangan.
Kemudian kabinet Inggris mengirimkan Lord Roberts sebagai panglima
besar angkatan perang di Afrika Selatan, Lord Roberts adalah jenderal yang
terkenal. Selama Januari 1900, Lord Roberts bersama 50.000 tentaranya mencapai
Kimberley dan berhasil merebut kembali kota tersebut. Orang-orang Boer
mengundurkan diri ke utara dan membentuk kekuatan lagi dibawah pimpinan
Jenderal Cronje. Roberts mengirimkan kavalerinya dan memotong hubungan Cronje
dengan Bloemfontein. Akhirnya Cronje dan seluruh tentaranya menyerah kepada
Inggris pada Februari di Paardeberg.
Di Natal kaun Afrikander juga mendapat kesukaran-kesukaran. Di sini
Inggris mengharapkan kemenangan-kemenangan dan kemudian melakukan serangan
langsung ke Transvaal. Seseorang pemimpin baru di kalangan Boer muncul. Jenderal
joubert diganti oleh Jenderal Botha, tetapi ia tidak dapat mencapai kemajuan
yang memuaskan. Sesudah mengalami kesulitan-kesulitan, ia mendapat kesempatan
untuk maju dengan tanda rintangan dan pada bulan Mei berhasil mencapai
Johannesburg, sebulan kemudian Pretoria, ibu kota Transvaal diduduki. Sesudah
melakukan pertempuran sengit melawan Jenderal Botha di sekitar Diamond hill.
Kemudian Mafeking menyusul direbut pada bulan Mei. Jenderal Prinsioo dari
Orange Free State menyerah kalah di sebelah timur laut Bloemfontein. Tentara
Inggris menguasai seluruh jalan kereta api yang menghubungkan Pretoria dan
Lautan Hindia.
Sesudah menguasai Pretoria, Lord Roberts mengumumkan aneksasi
inggris terhadap Transvaal dan Orange Free State. Kemudian ia menganggap bahwa
perang telah selesai. Tugasnya sekarang ialah mengamankan Afrika Selatan dan
mengaturndaerah-daerah yang diduduki. Akan tetapi sesungguhnya perang itu belum
selesai. Orang Boer meneruskan berperang dengan menggunakan taktik gerliya, yang ternyata mereka sangat cakap
melakukannya. Dengan cara bergerliya ini bangsa Boer dapat bertahan selama dua
tahun. Presiden Steyn dari Orange Free State tetap tinggal di Afrika Selatan
membantu rakyatnya dalam melakukan perjuangan melawan Inggris. Pada Maret 1902
Jenderal Meuthen dengan tidak disangka-sangka diserang oleh tentara Dela Ray,
180 mill dari Pretoria dan dipaksa menyerah bersama seluruh tentaranya.
Pada tahun itu juga (1902) jenderal-kenderal Boer menyetujui
perundingan perdamaian di Pretoria yang kemudian menghasilkan perjanjian
Vereenigig. Ketentuan perjanjian itu ialah:
1. Republic-republik
Transvaal dan Orange Free State dianeksasikan pada British Empire
2. Orang-orang
Boer menjadi warga Inggris. Mereka diberi janji akan mendapat uang guna
membangun kembali perkampungan mereka
3. Pemerintahan
sendiri akan diberikan secepat-cepatnya
4. Bahasa
Belanda dan Inggris diberikan di sekolah-sekolah dan dipakai di lapangan
pengadilan.
Kemudian pada 1909
berdasarkan act of Union, daerah-daerah yang dikuasai Inggris di Afrika Selatan
yaitu Cape Colony, Natal, Orange Free State dan Transvaal, di beri pemerintahan
sendiri dan semua daerah tergabungkan dalam Uni Afrika Selatan.
BAB II
PENUTUP
Ø Kesimpulan
Begitu
besar pengaruh para Imperialis-imperialis barat terutama imperialis inggris dan
Prancis yang berusaha menguasai daerah di Afrika Selatan yang dimana Inggris
dan Prancis berusaha memperluas jajahannya itu. Inggris dan Perancis
memperebutkan daerahh jajahannya terutama di daerah Sudan. Puncak dari
pertentangan Inggris dan Perancis adalah krisis fashoda. Selain di sudan ,
Inggris juga memperluas wilayahnya di daerah Afrika Selatan. Banyak terjadi
masalah-masalah Afrika Selatan yang dimana memuncak pada pemerintahan Salisbry
yang ketiga kalinhya (1895-1903).
Kemudian
pada 1909 berdasarkan Act op Union, daerah-daerah yang dikuasai Inggris di
Afrika yaitu Cape Colony, Natal, Orange Free dan Transvaal, diberi pemerintahan
sendiri dan semua daerah itu tergabung dalam Uni Afrika Selatan.
DAFTAR
PUSTAKA
·
Soeratman Darsiti. 2012. Sejarah Afrika. Jogyakarta; Ombak.