KONDISI ASIA SELATAN SEBELUM MASUKNYA ISLAM
I. PENDAHULUAN
Asia Selatan (dulu India), merupakan suatu Jazirah dari benua Asia yang memiliki keunikan tersendiri bagi
perkembangan kebudayaan di wilayah Asia tersebut. Salah satu keunikan
dari wilayah ini adalah beragamnya bangsa-bangsa yang datang dari luar
India yang kemudian membentuk agama baru, serta kebudayaan baru.
Keunikan
lain yang perlu diketahui juga adalah adanya kebudayaan yang sudah
tinggi di miliki oleh India pada tahun-tahun jauh sebelum masehi, serta
corak kerajaan-kerajaan besar yang pernah menguasai wilayah ini,
sehingga menunjukkan kemajuan yang signifikan baik dalam bidang
perdagangan, politik, sosial, agama maupun ilmu pengetahuan.
Dalam
sejarahnya India secara umum di pengaruhi oleh tiga invasi besar.
Pertama, invasi oleh bangsa Arya, kedua, invasi agama Islam, dan ketiga
adalah invasi oleh bangsa Barat ( Inggris ).[1]
Melihat proses invasi tersebut tentunya menarik apabila pengkajian
Islam di Asia Selatan ini di mulai dari perkembangan awal pembentukan
masyarakat India sampai sekarang, tetapi dalam makalah ini tidak
membahas secara keseluruhan hanya akan membahas kondisi Asia Selatan
(dulu India ) sebelum Islam masuk ke wilayah tersebut dengan berbagai kondisi yang meliputi perkembangannya
II. PEMBAHASAN
A. Asal Usul India
India,
negeri yang penuh pertentangan. Punya kesatuan geografis yang
fundamental, tetapi tak pernah mengenal kesatuan politik yang riil,
kecuali yang baru-baru ini dipaksakan oleh Inggris. Penuh dengan
berbagai golongan, menyebabkan tidak mampu menolak serangan-serangan.
Penuh oleh beragam ras yang terpisah dan bermusuhan dengan berbagai
perbedaaan kepercayaan, bahasa dan kebudayaan.[2]
Nama
India itu merupakan nama baru yang disebut dalam ejaan orang Barat.
Aslinya adalah Hind, terambil dari nama sungai Shindu, salah satu sungai
besar yang ada di India, dari kata tersebut kemudian menjadi Hindustan.
Nama India juga berasal dari kata Shind, diambil dari nama penguasa
dahulu di India yaitu anak dari Nabi Nuh, yang menguasai lebih besar
dibanding dengan saudaranya yang lain yaitu Hind dan Bang. Kata Shind
sama artinya dengan Bharata.[3]
Beratus tahun sebelum Nabi Isa lahir, India telah menempati kedudukan
yang tinggi dalam tamaddun dunia, terutama dalam soal-soal keagamaan dan
metafisika. Dari sanalah timbulnya agama Brahmana yang terkenal. Dari
sana pula timbul Budha Gautama. Bahkan telah diselidiki bekas tamaddun
dari 5000 tahun yang lalu dengan penggalian sisa-sisa negeri yang
bernama Mohendo-Daro dan Harrapa. Dari bekas-bekas runtuhan kota lama
itu telah didapati orang dengan kepandaian penduduknya dalam seni
bangunan, sudah mengenal tulisan, serta sudah mengenal mata uang.
Kemudian,
jika dilihat hubungannya dengan Arab, kemungkinan besar dengan kemajuan
yang sedemikian rupa tinggi di India, niscaya telah lama hubungannya
dengan bangsa Arab, walaupun sebelum Islam. Dengan bukti adanya semacam
pedang yang terpuji buatanya di tanah Arab di zaman dahulu yaitu ” Saif
Muhannad”, artinya pedang yang ditempa secara Hind. Malahan disangka
orang bahwa perkataan ”Handasah” artinya ilmu ukur terambil dari
kata-kata ”Hindu” juga.[4]
B. Kondisi Umum India Sebelum Masuknya Islam.
Sekitar
tahun 6000-5000 SM. bangsa Dravida datang ke India dari Asia Barat
dengan kepercayaan terhadap adanya Tuhan secara abstrak. Mereka ini yang
di anggap sebagai penduduk pribumi asli India, yang ditunjukkan dengan
adanya kebudayaan Mahendo-Daro tersebut sebagai milik dari bangsa
Dravida ( jauh sebelum bangsa ini datang sebenarnya sudah ada suku
bangsa Negrito dan Astronosoid ). Kemudian pada abad VI SM. bangsa Arya[5]
dari Persia datang menguasai punjab dan Benaras ( India Utara ) dengan
membawa kepercayaan adanya Tuhan secara nyata. Dasar kepercayaan bangsa
Arya adalah Syirik. Akhirnya bangsa Arya yang lebih kuat memaksa bangsa
Dravida untuk menganut kepercayaannya. Kemudian kepercayaannya itu
berkembang menjadi agama Brahmana ( Hindu ) yang melahirkan kasta-kasta.
Pada
tahun 599 SM. lahir Mahawir yang mempelopori lahirnya agama Jain. Dasar
agama ini adalah pertapaan dan meninggalkan kemewahan. Mereka tidak
memiliki kitab suci. Satu-satunya sumber keagamaan adalah Mahawir.
Ajaran pokok agama Jain ini adalah Ahimsa ( tidak hasad ), agama sejati
berlaku bagi semua makhluk dan lama-kelamaan ajaran ini melebur dalam
agama Hindu. Kemudian pada tahun 557 SM. lahir Gautama Budha di
Kapilabastu, kaki gunung Himalaya yang menjadi pelopor lahirnya agama
Budha.[6]
Secara umum gambaran kondisi India pada saat Islam sebelum masuk adalah sebagai berikut:
1. Kerajaan-kerajaan yang ada di India sebelum Islam masuk.
a. Kerajaan Maurya
Pada
tahun 327 SM. datanglah Iskandar Zulkarnaen dari Persia ke India
melalui Sela Kaibair dan menguasai India di daerah Punjab, tetapi
kekuasaannya itu tidak tahan lama. Kemudian, pada tahun 324 SM. pecah
pemberontakan dibawah pimpinan Candragupta dan berhasil menghalahkan
Iskandar Zulkarnaen, serta berhasil mengusir penduduk asing tersebut
dari India ( sedudah sepeninggalnya Iskandar Zulkarnaen w. 323 SM. )
Berdirilah
sekarang kerajaan Maurya, dengan Candragupta Maurya sebagai raja
pertamanya. Dalam waktu singkat kekuasaan Maurya sudah membentang dari
Khasmir di barat hingga daerah lembah sungai Gangga di timur. Ibukota
kerajaan ini adalah di Pattaliputra. Pada perkembangan selanjutnya,
kerajaan ini dipimpin oleh Asoka ( 268-232 SM ) cucu Candragupta Maurya.
Di bawah Raja Asoka, kerajaan Maurya mengalami zaman gemilang. Kalingga
dan Dekkan ditundukkannya. Akan tetapi menyaksikan korban dan bencana
perang yang dasyat di Kalingga, ia menjadi terharu dan menyesal. Sejak
saat itu tidak lagi, ia melakukan peperangan dan lebih mencita-citakan
perdamaian serta kebahagiaan bagi umat manusia.
Pada
awalnya Asoka beragama Hindu tetapi kemudian menjadi pengikut agama
Budha dan agama tersebut menjadi dasar pemerintahannya. Banyak kemajuan
yang dicapai oleh Asoka antara lain adalah didirikannya tiang-tiang batu
bertahtahkan ajaran Budha di segala penjuru kerajaannya. Setelah Asoka
meninggal, kerajaan lalu terpecah-pecah dalam bagian-bagian kecil, namun
akhirnya beberapa abad kemudian muncullah seorang raja yang gagah
perkasa, bernama Candragupta I, pembangun kerajaan Gupta.
b. Kerajaan Gupta
Candragupta
I ( 320-330 ) membangun kerajaan ini berpusat di sungai Gangga.
Berlainan dengan Asoka, Candragupta I ini beragama Hindu, tetapi agama
Budha tetap berkembang dengan suburnya. Zaman Gupta dalam sejarah India di pandang sebagai zaman yang paling gemilang atau disebut
juga dengan zaman keemasan. Puncak kemegahann kerajaan Gupta dicapai
pada masa pemerintahan Raja Samudragupta anak Candragupta I.
Perkembangan
selanjutnya, kerajaan Gupta dipimpin oleh Samudragupta (330-373 ),
seluruh lembah Gangga dan Sindu di taklukkannya serta India Selatan juga
dikuasainya. Ia memilih kota Ayodya sebagai ibu kota kerajaannya.
Kemudian setelah Samudragupta mati kerajaan ini di pimpin oleh
Candragupta II ( 375-415 ), pada masa ini kerajaan makmur dan sejahtera,
banyak gedung indah didirikan, perdagangan dan pelayaran makin maju,
kesenian, ilmu pengetahuan, kesusastraan juga maju dengan pesat.
Sepeninggal
Candragupta II, kerajaan Gupta mulai mundur, berbagai suku bangsa di
Asia Tengah datang menyerbu. Hampir dua abad masa gelap ini menimpa
India. Akhirnya pada abad ke 7, tampilah kembali seorang raja yang kuat
bernama Harshavardhana, dengan membangun kembali kerajaan tersebut.
Disisi lain Islam lahir yang dibawa oleh Nabi Muhammad di Mekkah pada
abad ke 7 M.
Selain
kerajaan-kerajaan tersebut diatas, pada bagian India Selatan juga
terdapat kerajaan-kerajaan besar seperti Kerajaan Andhara, Kerajaan
Palawa dan Kerajaan Cola.[7]
2. Kondisi Politik
Kondisi
politik di India sejak dahulu mengalami berbagai gejolak dengan adanya
beberapa kerajaan-kerajaan yang saling berperang satu sama lain pada
masa awal invasi Arab. Seperti yang telah
diungkapkan pada pembahasan diatas, bahwa setelah sepeninggalnya
Candragupta II, keadaan mulai kacau sampai tampilnya Raja Harshavardhana
di Qanauj, mengembalikan kestabilan politiknya, tetapi kemudian
sepeninggalnya raja tersebut, kerajaan jatuh berkeping-keping di ikuti
dengan kerusuhan diantara putra mahkota demi merebutkan kekuasaan.
Kekacauan politik terburuk sering terjadi di tanah ini ( India ) selama
lebih dari 50 tahun. Bagian tersisa dari negeri ini dibagi-bagikan
diantara banyak penguasa independen dengan beragam tingkat kekuasaan dan
kehormatan.
Sistem
pemerintahan pada masa kerajaan ini adalah terdiri dari Raja, Menteri,
Kepala Propinsi ( Uparika ), Kepala Distrik dan Kepa Desa. Raja sebagai
kepala administrasi yang juga menggabungkan semua kekuatan legislatif,
eksekutif, yudikatif dam militer dalam dirinya. Jabatan ini bersifat
turun-temurun tetapi kadang raja juga dipilih. Para Menteri bertugas
membantu dan memberi saran kepada raja. Dalam sistem kerajaan ini juga
ada propinsi-propinsi bagian dari kerajaan yang di kepalai oleh
Uaparika. Kemudian propinsi juga di bagi kedalam beberapa distrik yang
disebut Vaisaya ( petugas distrik disebut Vaisayapati ). Sedangkan desa
merupakan unit terkecil administrasi yang dikepalai oleh Panchayat.
3. Kondisi Ekonomi
Secara
keseluruhan rakyat di India dapat dikatakan sudah makmur. Rakyat berada
dalam kondisi sejahtera, pertanian merupakan pekerjaan utama rakyat
setempat. Bagla dan Gujarat terkenal sebagai tempat produsen serta
pengekspor barang-barang tekstil kapas. Kondisi ekonomi semacam ini
setidaknya dapat dirasakan rakyat pada saat kegemilangan
kerajaan-kerajaan yang ada di India seperti masa Raja Asoka dari
kerajaan Maurya.
4. Kondisi Agama
Di
India terdapat tiga agama besar yaitu Budha, Jain dan Hindu pada awal
penaklukan Arab. Agama Jain tidak populer dan agama Budha sedang
menurun,. Agama Hindu adalah agama yang paling penting bagi India.
Hampir seluruh raja menganut agama Hindu dan mengambil langkah-langkah
untuk kepentingan agamanya. Tekanan dari Brahmana terhadap penganut
agama Budha menyebabkan mereka mengharapkan datangnya kekuatan lain
untuk menghindari penguasaan Hindu.[8]
Dengan
melihat kondisi seperti ini setidaknya ada dua faktor yang perlu
dicermati, yang pertama, bahwa bangsa India sulit di tembus oleh
kekuasaan ataupun kepercayaan lain, hal ini karena sudah mengakar kuat
sistem pemerintahan Monarkhi India yang pernah mengalami kegemilangan
sebelum Islam datang dengan kemajuan dalam berbagai bidang, serta salah
satu agama menjadi agama negara dan diperjuangkan secara sungguh-sungguh sehingga
sulit untuk menembus kesana, seperti masa Asoka agama Budha menjadi
agama kerajaan atau masa Candragupta I, agama Hindu mengakar kuat pada
kerajaannya. Kedua, bahwa adanya ketidaksenangan agama Budha sebagai
agama besar di India merasa tersaingi dan tersingkir oleh kekuasaan
Hindu maka menginginkan adanya kekuatan luar untuk masuk ke India
sebagai tandingan terhadap Hindu, sehingga menjadikan Islam masuk kesana
dapat perhatian lebih dari agama tersebut.
5. Kondisi Sosial
Kondisi
sosial pada anak benua India ini, jelas terlihat bahwa kondisi
masyarakatnya yang terdiri beberapa suku bangsa akan mengalami
perbedaan-perbedaan kultur yang membentuknya. Kondisi sosial yang semcam
ini juga tidak bisa terlepas dari sitem agama Hindu yang
mempengaruhinya dengan membagi masyarakat dalam empat kasta ( Brahmana,
Ksatria, Waisya dan Sudra ). Bangsa Arya termasuk 3 kasta yang
tertinggi, sedangkan orang Dravida di masukkan dalam kasta Sudra. Di
luar ke empat kasta tersebut masih terdapat lagi satu golongan besar
yang nasibnya sangat menyedihkan yaitu golongan Paria, mereka tidak
masuk apa-apa.[9]
Secara
umum rakyat menikah diantara kastanya masing-masing dan perkawinan
antar kasta sangat jarang terjadi. Poligami banyak diterapkan dalam
masyarakat, tetapi kaum wanita tidak di bolehkan menikah untuk kedua
kalinya.[10]
III. PENUTUP
Kesimpulan
Kondisi
Asia Selatan (dulu India) pada masa sebelum masuknya Islam telah
mengalami perkembangangan yang sudah cukup lama dari beberapa tahun
sebelum masehi. Dalam perkembangan tersebut, India sudah mempunyai
kebudayaan tinggi yaitu Mohendo-Daro dan Harrapa yang kemungkinan besar
milik bangsa Dravida.
Asal
usul India aslinya adalah Hind yang diambil dari nama Sungai Shindu.
Daerah ini di datangi oleh dua suku bangsa yang besar yaitu Dravida dari
Asia Barat yang mempercayai adanya tuhan secara abstrak dan suku bangsa
Arya yang datang dari Persia dengan membawa kepercayaan adanya tuhan
secara nyata. Kemudian dari sinilah di India melahirkan agama Brahmana (
Hindu ) dab Budha. Selain dua agama tersebut juga ada agama Jain tetapi
tidak populer di India dan bahkan melebur dengan Hindu.
Secara
general kondisi india sebelum Islam datang kesana sudah relatif tertata
masyarakatnya dengan kehidupan ekonomi yang makmur, meskipun adanya
polemik politik karena perebutan kekuasaan di antara putra-putra
mahkota, namun kondisi keagamaan di India cukup terjaga tidak mengalami
kemunduran.
DAFTAR PUSTAKA
Hamka. Sejarah Umat Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1975. Jilid 3
Karim, Abdul. Sejarah Islam Di India. Yogyakarta: Bunga Grafis Production, 2003
Kutojo, Sutrisno, dkk. Sejarah Dunia. Jakarta: Widjaya, 1990. Jilid 1
Maryam, Siti, dkk. Sejarah Peradaban Islam ”Dari Masa Klasik Hingga Modern”.
Yogyakarta: LESFI, 2004
Stoddard.L. Dunia Baru Islam. Jakarta: Panitia Penerbit, 1966
http://rayziash.blogspot.com/2011/10/kondisi-asia-selatan-sebelum-masuknya.html